(Oleh: Enni Safitri)
Disudut senja aku
berjalan
Menapaki kota para
seniman
Ditambah lagi kotanya
wisatawan
Seolah-olah sudah
seperti kawan
Aku dan Engkau
Jogjaku yang menawan
Namun, apalah dayaku
sekarang
Kau serasa berbeda
saat kupandang
Seiring berdirinya
bangunan-bangunan yang menjulang
Jogjaku menjadi penuh
dengan kemacetan
Mobil dan motor sudah
terbiasa berhimpit-himpitan
Tergusur Jogjaku,
Resapan air hilang
tergerser bangunan-bangunan yang angkuh
Kepada siapa aku
harus mengeluh
Jika ribuan peluh tak
juga ampuh
Untuk mempertahankan
jogjaku agar tetap kukuh
Kukuh dalam
mempertahankankan kenyamanan
Dan juga kebudayaan
Jogjaku ora didol
Wis cukup digawe bodhol