Aku Dan Mimpiku




Cita-Citaku Tinggi
Aku ingin menjadi yang terbaik dalam melakukan apa yang kulakukan.
Aku tak harus mengalahkan siapapun. karena yang harus kukalahkan hari ini dan setiap hari adalah kualitas hidupku yang kemarin.
Tak peduli apa komentar orang lain.
Aku menjaga cita-citaku tinggi.
Ini hidupku,ini pilihanku.
#Mario Teguh

Itulah kata-kata yang menginspirasiku saat ini, aku selalu bersemangat setiap kali membacanya.
Seolah-olah aku memiliki jiwa yang kuat dan mempunyai ambisi yang besar untuk menggapai cita-citaku. “ Cita-Cita atau Mimpi”. Tentu, semua orang pasti mempunyai cita-cita atau mimpi. Baik yang sudah tercapai maupun yang belum tercapai. Namun, pernahkah kamu mengalami kegagalan dan banyak rintangan yang harus di hadapi untuk menggapai mimpi tersebut?. Pastinya pernah bukan?. Begitupun denganku, tidak hanya satu kali aku mengalami kegagalan bahkan berkali-kali dan terkadang aku merasa lelah di tengah perjalanan mengejar mimpiku. Dulu pertama kali aku mendengar cita-cita adalah ketika SD,yaitu ketika Ibu Guru bertanya kepada kami “Apa cita-cita kalian anak-anak?”. Waktu itu dengan tegas aku menjawab “Aku ingin menjadi Guru bu”. Entah, mengapa dulu aku merasa nyaman saja ketika mendengar cita-cita menjadi guru sehingga aku menjawab dengan bersemangat ingin menjadi guru. Setelah aku melanjutkan Studyku ke jenjang yang lebih tinngi yatu SMP, aku mulai suka dunia menulis. Aku sering membuat puisi waktu itu. Dan setiap hari aku senang sekali merefleksikan cerita harianku ke dalam buku Diaryku. Kemudian, aku berfikiran bahwa aku ingin menjadi penulis yang hebat. Aku juga suka menggambar waktu SMP, aku suka seni dan animasi hingga suatu hari aku ingin juga menjadi Seniman atau Arsitektur. Dan waktu kelulusan SMP aku berkeinginan sekali untuk meneruskan sekolahku di SMK dengan jurusan animasi. Tapi ternyata kenyataan tak seperti yang kita harapkan. Banyak pertimbangan dari orang tua dan hambatan-hambatan. Dan akhirnya aku memilih jurusan Akuntansi di sebuah SMK di sini.

Hari demi hari aku lewati dengan belembar-lembar jurnal, laporan keuangan, dan angka-angka yang harus aku hitung setiap hari. Beberapa bulan telah berlalu. Tapi, aku tetap saja belum merasa jatuh cinta dengan jurusan yang aku ambil. Hingga menginjak semester 2 (dua) aku malah sempat berfikiran untuk pindah jurusan. Karena proses pindah jurusan yang tidak mudah akhirnya aku tetap bertahan di jurusanku. Lama-kelamaan aku mulai terbiasa dengan keadaan ini. Dan akhirnya aku jatuh cinta dengan Akuntansi, ya walaupun harus melewati waktu yang lama. Aku mulai menyukainya yaitu ketika hitungan laporan keuanganku balance. Ya, memang pada sebelum-sebelumnya aku selalu tidak teliti dan laporan keuanganku tidak pernah balance. Dan tak terasa UN pun sudah di depan mata. Aku mulai bersemangat untuk menghadapinya. Setelah pengumuman tiba, aku cukup senang karena nilai akuntansiku tidaklah buruk. Berarti aku berhasil dan bisa melewati rintangan-rintangan yaitu ketika dulu aku tidak menyukai jurusanku sendiri. Kegalauan tentang mimpiku belum berakhir. Aku berencana ingin melanjutkan kuliah. Dan aku ingin melanjutkan ke sekolah yang jurusannya Animasi atau Psikologi waktu itu. Entah kenapa jurusan Animasi masih saja membekas di fikiranku.

Dan akhirnya rintangan-rintangan pun mulai bermunculan. Dan aku putuskan waktu itu aku mengambil jurusan Pendidikan saja. Tapi aku pernah mendaftar banyak jurusan dan berbagai ujian masuk universitas aku jalani waktu itu. Keberuntungan tidak berpihak kepadaku. Dan aku tidak berhenti begitu saja. Aku mulai search Universitas lainnya. Akhirnya aku di terima di Jurusan Pend. Bahasa Inggris di salah satu Universitas. Sebelumnya aku tidak pernah berfikiran akan mengambil jurusan ini. Tapi, inilah hidup. Terkadang apa yang kita fikirkan tidaklah sama seperti kenyataannya. Belum tentu pilihan kita adalah ynag terbaik untuk kita. Inilah skenario kehidupan. Tinggal memilih ingin menjadi penonton atau pemeran utamanya. Jika ingin menjadi pemeran utama, janganlah hanya diam melihat kesuksesan orang lain. Belajarlah dari mereka, jangan takut bermimpi. Lebih baik gagal tapi mempunyai mimpi daripada gagal tapi tidak pernah mempunyai mimpi sam sekali. Mulai saat ini aku akan belajar, fokus dan melakukan semuanya dengan bersemangat dan dengan baik untuk jurusan yang aku ambil sekarang ini. Mimpiku belum berakhir, aku masih mempunyai mimpi bisa melanjutkan study keluar negeri. Aku akan mengejar mimpi-mimpiku yang semu. Aku tidak akan membiarkannya hanya sekedar isapan jempol belaka. Man jadda wa jadda. :)

Posting Komentar