“Tak kenal maka
tak sayang”, itulah pepatah mengatakan.Tapi bagaimana jika pepatah itu
tak berlaku padaku. Bagaimana jika aku menggantinya dengan “Sayang itu
tak harus kenal”. Aku terus saja memandangi kata-kata itu dalam secarik
kertas yang telah aku goreskan dengan tinta beberapa menit yang lalu.
Kata-kata itu serasa menghipnotisku, dan merasuk dalam alam bawah
sadarku. Beberapa menit berlalu, tapi mataku masih saja tertuju pada
tulisanku. Aku mulai mendalami setiap huruf yang akhirnya menjadi sebuah
tulisan dalam kertas tersebut. Apakah aku salah menuliskan kata-kata
tersebut. Entah, mengapa aku terus memikirkan sesuatu yang terkandung
dalam kata-kata tersebut. Oh tidak, kepalaku serasa ingin pecah
memikirkan hal itu, otakku seperti sudah teracuni dengan kata-kata
tersebut.
Samar-samar aku mendengar suara-suara
itu. Ya, suara yang seperti mengejek dan menertawakanku. Seolah-olah ada
yang mengamatiku sejak tadi.
“Kamu pikir kamu itu siapa? Seenaknya
saja mengganti sebuah pepatah yang sudah paten. Kemudian memikirkan
tulisanmu yang tidak masuk akal itu. Gunakan cara berpikirmu anak
manusia,berpikirlah dengan jernih jangan seperti orang bodoh…hahaha”
Seperti tersambar petir, aku spontan
kaget mendengar kata-kata yang seolah-olah menyindirku itu. Kemudian aku
mencari-cari disekelilingku siapa yang berbicara tersebut. “Siapa kamu
yang berbicara,?. Aku benar-benar ingin tau siapa yang berbicara itu,
tapi tidak ada orang disini. “Apa yang kau cari anak manusia,kamu
mencariku?haha, apakah kau lupa denganku?, sebulan yang lalu kamu yang
menaruhku didinding”.Sejenak aku berfikir , bukankah sebulan yang lalu
aku membeli jam dinding dan kemudian menaruhnya didinding kamarku.
Apakah aku sudah gila. Berbicara dengan benda mati. Kemudian aku kembali
bertanya kepada benda mati tersebut. “Apa yang kamu tau? Kamu hanyalah
sebuah benda mati. Tau apa kamu tentang apa yang aku pikirkan?.
Kemudian
benda mati itu menjawabnya lagi dengan suara sombongnya. “ Aku memang
hanyalah benda mati, tapi aku lebih tau daripada apa yang kamu pikirkan.
Memikirkan seseorang yang tidak mengenalmu?.Sedangkan orang yang kamu
pikirkan saja belum tentu memikirkanmu. Apakah itu bukan hal yang
bodoh?”. Sontak aku terdiam, dan tak terasa air mataku sudah meleleh
dipipiku dan mengalir seperti derasnya air sungai . “Diam kau benda
mati, sudah cukup kau mengguruiku seperti ini .Jangan urusi urusanku,
Urusi saja urusanmu untuk membiarkan waktu terus berjalan . Tidak ada
yang tidak mungkin di dunia ini. MENGERTI….!!!!!!!. Aku benar-benar
sedang marah saat ini. Badanku terasa berada diatas kompor. Dan kepalaku
seperti muncul sebuah cula.
“Jangan menyalahkan benda mati, akupun
setuju dengan pendapatnya. Pikirkanlah sesuatu yang sudah pasti anak
manusia. Aku tau dia sudah membuatmu terkesima, bahkan mungkin membuatmu
tak bisa tidur karena memikirkannya.Tapi sampai kapan kamu akan seperti
ini?”. Suara yang berbeda kembali muncul. Siapa lagi yang berbicara
kepadaku?. Atau mungkin makhluk halus?. Bulu mulai kudukku berdiri .
Aish.. berbicara apa aku ini dasar korban film. Kulihat ada seekor semut
yang memandangiku di meja tempat aku menulis. Ternyata kali ini aku
berbicara dengan seekor semut. “Kenapa kalian terus
menyalahkanku?.Kalian pikir apa yang kalian bicarakan itu sudah benar.
Jangan pernah lagi membuatku marah seperti ini. Kalian hanya membuatku
semakin tidak waras saja”.
Seketika tak lagi kudengar mereka yang
berbicara, mengejekku dan seolah-olah aku adalah yang terbodoh diantara
mereka. Kemudian aku tersadar, aku baru saja beradu mulut dengan benda
mati, dan makhluk hidup. Mungkin kali ini aku benar-benar sudah gila.
Kepalaku terasa berat sekali sekarang ini,seperti memakai topi bermuatan
besi saja. Kemudian aku merebahkan tubuhku dan memejamkan mataku yang
tinggal 5 watt ini.Dan berharap bertemu dengan seseorang yang ingin aku
temui di alam mimpiku nanti
(Bersambung)
Follow me on instagram @safitrienni